Rabu, 09 Januari 2013

Kudeta Ala Suharto


Kudeta Ala Suharto


Judul               : CREEPING COUP d’ETAT Mayjen Suharto
Pengarang       : Sukmawati Sukarno
Penerbit           : Media Pressindo
Tahun terbit     : 2011
Kota terbit       : Yogyakarta
Tebal buku      : 160 halaman
            Sukmawati Sukarno adalah anak keempat dari Ir. Sukarno dan Fatmawati yang lahir di Jakarta pada tanggal 26 Oktober 1951. Dia adalah salah satu orang yang selalu menemani Sukarno di akhir pemerintahan dan di akhir hayatnya. Sekarang ini, Sukmawati sedang melanjutkan cita-cita sang ayah dengan menjabat sebagai Ketua Umum PNI dan MARHAENISME.
            Dalam buku ini, Sukmawati menceritakan kesaksiannya atas apa yang terjadi kepada Sukarno setelah peristiwa G30S. Pada awal bulan Oktober 1965, Sukmawati melihat ekspresi shock dan kesedihan pada wajah Sukarno. Wajah yang dilihatnya sebelum ia menuju rumah ibundanya di Bandung dari Istana Merdeka. Pada bulan itu pula, terdengar berita kematian orang-orang terdekat Sukarno akibat gerakan 30 September.
            Demonstrasi KAMI dengan trituranya, kegemparan situasi negara akibat gerakan G30S, dan desakan dari berbagai pihak membuat Sukarno memutuskan untuk mengeluarkan SUPERSEMAR kepada Letjen TNI Suharto pada tanggal 11 Maret 1966. Pada bulan Maret 1967 diterbitkan TAP MPRS XXXIII/MPRS/1967 dan dilantiknya Letjen Suharto menjadi Pejabat Presiden RI oleh Ketua MPRS Jenderal A. H. Nasution. Pada bulan itu, anak-anak Bung Karno terusir dari Istana Merdeka. Sejak saat itu pula, Sukarno dilarang melakukan kegiatan politik.
            Pada bulan Maret 1968, Sukarno harus pindah ke rumah miliknya sendiri di Bogor, setelah Pejabat Presiden Letjen Suharto dilantik menjadi Presiden RI ke-2 oleh ketua MPRS. Setelah setahun, Sukarno pindah ke Wisma Yaso. Kesehatan Sukarno semakin lama semakin memburuk. Hingga pada tanggal 21 Juni 1970, beliau menarik nafas terakhir. Keinginan Sukarno untuk dimakamkan di rumah beliau di Bogor ditentang oleh Presiden Suharto. Presiden Suharto telah memutuskan untuk memakamkan Sukarno di Blitar.
            Dalam buku ini, Sukmawati menulis dengan bahasa yang mudah dimengerti, baik oleh orang awam maupun cendikiawan. Buku ini juga dikemas dengan sampul yang menarik serta dilengkapi dengan gambar-gambar penambah daya tarik. Sayangnya, buku ini kurang memberikan lebih detail kejadian-kejadian yang menimpa Sukarno saat itu. Buku ini layak dibaca sebagai bahan referensi sejarah dan pemulai atau penutup buku bacaan lain yang terkait.

5 komentar: